Oleh Alex Santosa 3 Komentar
Kategori: hasil survey dan jurnalistik radio
Tags: aktual, berita, hoax, kepercayaan, media, online, radio, riset, survey, televisi, trustable
Tags: aktual, berita, hoax, kepercayaan, media, online, radio, riset, survey, televisi, trustable
Kemarin sempat mendapat kabar duka dari sebuah media online dan televisi berita, bahwa seorang seniman besar Indonesia meninggal dunia. Namun beberapa waktu kemudian, berita tersebut diralat karena sang seniman masih hidup meskipun dirawat di sebuah rumah sakit.
Menurut saya, kesalahan media online dan televisi tersebut adalah tidak melakukan recheck saat mendapatkan informasi. Seharusnya, media tersebut bisa merubah isu menjadi fakta jika mau menunda sejenak nafsu untuk menjadi yang tercepat dalam menyajikan berita.
Saya membandingkan dengan apa yang dilakukan oleh rekan-rekan di sejumlah radio, begitu mereka menerima informasi tersebut, yang mereka lakukan adalah melakukandan menyiarkan wawancara konfirmasi mengenai isu tersebut dengan sumber yang layak dipercaya. Memang kemudian radio bukanlah yang tercepat dalam menyajikan informasi ini, namun apa yang diberitakan oleh radio menjadi penjernih dari isu yang telah dibuat oleh media-media lain sebelumnya.
Jadi apalah artinya menjadi yang paling cepat namun tidak tepat / akurat?
Peristiwa ini mengingatkan saya kepada seorang teman di BBC Inggris, Justin Kings , yang juga seorang blogger dan konsultan radio dan multi-media. Beberapa saat lalu Justin mengirimkan kepada saya sebuah hasil riset yang menarik mengenai kepercayaan terhadap berita yang diinformasikan oleh media di Inggris.
Riset yang dikutip oleh Justin berasal dari Ofcom , sebuah lembaga independen yang mengamati regulasi dan kompetisi media di Inggris. Riset ini dilakukan terhadap 1.800 orang berusia 16 tahun ke atas selama tahun 2009.
Dari riset tersebut diketahui, bahwa 66% responden cenderung masih mempercayai berita-berita yang disiarkan oleh radio. Sedangkan berita media online, untuk pertama kalinya mengalahkan televisi, dimana 58% responden lebih mempercayai berita dari media online dan yang mempercayai berita dari televisi sebesar 54%. Sedangkan media cetak / koran hanya mampu meraih 34% kepercayaan responden.
Hasil riset ini merupakan kabar baik sekaligus mengejutkan untuk insan radio khususnya bagi saya. Bagaimana bisa radio yang selama ini dipandang sebelah mata, bisa mengalahkan koran bahkan televisi. Menurut Justin, selain karena akurasi beritanya, radio bisa merebut kepercayaan pendengarnya karena hubungan dengan pendengar yang dekat. Dia bilang: “It is intimate and personal. What other media wakes you up and follows you into the car? And bonds grow between radio broadcasters and their audience.”
Saya mencoba membandingkan dengan hasil survey kecil-kecilan di kolom “radiopini” yang ada di blog saya radioclinic dimana 42% (55votes) responden masih mengandalkan radio sebagai sumber informasi, 27% (36votes) memilih internet, 21% (27votes) mengandalkan informasi dari televisi, dan 8% (11votes) memilih membaca koran.
Semoga hasil riset di Inggris tadi juga benar-benar terjadi di dunia radio Indonesia. Yang terpenting dalam menyajikan sebuah berita yang trustable adalah: magnitude dari berita tersebut, accurate dan harus factual, tidak hanya sekedar fast. Recheck!
©alex santosa, May 19th, 2010 – several minutes in the morning before office time..
Menurut saya, kesalahan media online dan televisi tersebut adalah tidak melakukan recheck saat mendapatkan informasi. Seharusnya, media tersebut bisa merubah isu menjadi fakta jika mau menunda sejenak nafsu untuk menjadi yang tercepat dalam menyajikan berita.
Saya membandingkan dengan apa yang dilakukan oleh rekan-rekan di sejumlah radio, begitu mereka menerima informasi tersebut, yang mereka lakukan adalah melakukandan menyiarkan wawancara konfirmasi mengenai isu tersebut dengan sumber yang layak dipercaya. Memang kemudian radio bukanlah yang tercepat dalam menyajikan informasi ini, namun apa yang diberitakan oleh radio menjadi penjernih dari isu yang telah dibuat oleh media-media lain sebelumnya.
Jadi apalah artinya menjadi yang paling cepat namun tidak tepat / akurat?
Peristiwa ini mengingatkan saya kepada seorang teman di BBC Inggris, Justin Kings , yang juga seorang blogger dan konsultan radio dan multi-media. Beberapa saat lalu Justin mengirimkan kepada saya sebuah hasil riset yang menarik mengenai kepercayaan terhadap berita yang diinformasikan oleh media di Inggris.
Riset yang dikutip oleh Justin berasal dari Ofcom , sebuah lembaga independen yang mengamati regulasi dan kompetisi media di Inggris. Riset ini dilakukan terhadap 1.800 orang berusia 16 tahun ke atas selama tahun 2009.
Dari riset tersebut diketahui, bahwa 66% responden cenderung masih mempercayai berita-berita yang disiarkan oleh radio. Sedangkan berita media online, untuk pertama kalinya mengalahkan televisi, dimana 58% responden lebih mempercayai berita dari media online dan yang mempercayai berita dari televisi sebesar 54%. Sedangkan media cetak / koran hanya mampu meraih 34% kepercayaan responden.
Hasil riset ini merupakan kabar baik sekaligus mengejutkan untuk insan radio khususnya bagi saya. Bagaimana bisa radio yang selama ini dipandang sebelah mata, bisa mengalahkan koran bahkan televisi. Menurut Justin, selain karena akurasi beritanya, radio bisa merebut kepercayaan pendengarnya karena hubungan dengan pendengar yang dekat. Dia bilang: “It is intimate and personal. What other media wakes you up and follows you into the car? And bonds grow between radio broadcasters and their audience.”
Saya mencoba membandingkan dengan hasil survey kecil-kecilan di kolom “radiopini” yang ada di blog saya radioclinic dimana 42% (55votes) responden masih mengandalkan radio sebagai sumber informasi, 27% (36votes) memilih internet, 21% (27votes) mengandalkan informasi dari televisi, dan 8% (11votes) memilih membaca koran.
Semoga hasil riset di Inggris tadi juga benar-benar terjadi di dunia radio Indonesia. Yang terpenting dalam menyajikan sebuah berita yang trustable adalah: magnitude dari berita tersebut, accurate dan harus factual, tidak hanya sekedar fast. Recheck!
©alex santosa, May 19th, 2010 – several minutes in the morning before office time..
- Share this:
- StumbleUpon
- Digg
Be the first to like this post.
B r o a d c a s t o l o g y
- etc dan lain lain (24)
- hasil survey (14)
- jurnalistik radio (90)
- pengumuman (7)
- playlist (24)
- podcast (31)
- program (75)
- radio new media (11)
- sales (20)
- sumber daya manusia (55)
- your ideas (21)
M y F a c e b o o k
M y T w i t t s
- Ambeg Para Martha - mementingkan yang lebih penting. :) 2 hours ago
- Selamat datang April. Selamat Hari Penyiaran Nasional! Hari ini 78 tahun lalu, lahir radio pertama milik (cont) http://tl.gd/9jh5hr 8 hours ago
- Dicari reporter untuk penempatan di Jakarta. 8 hours ago
- April Mop berasal dari bahasa Belanda: Mopje = Lelucon. Dalam bahasa Inggris April Mop = April fool. 8 hours ago
- April Mop, berasal dari bahasa Belanda: Mopje yang artinya Lelucon. Tidak tau kenapa, di Indonesia April Mop (cont) http://tl.gd/9jgphr 8 hours ago
Flickr Photos
|
JANGAN ASAL COPY - PASTE
Berbagai karya di blog, boleh-boleh saja dikutip atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan lainnya. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemiliknya, atau paling tidak menyebutkan sumbernya: RadioClinic dot com. Terimakasih.
The copyright of the articles in this blog is owned by Alex Santosa. Permission to republish in print or online must be granted by the author in writing.
Hak cipta blog ini dilindungi oleh Creative Commons Attribution-Noncommercial-No Derivative Works 3.0 United States License.
B e z o e k e r s
S t a t
- 275,867 hits
R a d i o p i n i
A r c h i v e s
T o p P o s t s
Recent Comments
Riza on Teknik penulisan naskah berita… | |
Alex Santosa on About | |
Muhammad solikhin on About | |
Yayan on Latihan dasar penyiar | |
aris hermansyah on Be Popular |
PASFM – Blackberry
f r i e n d s
j o u r n a l i s m
radio streaming
T a g s
acara amerika berita bisnis download faisal basri fakta film iklan indonesia informasi internet jurnalis jurnalistik klien kwik kian gie lagu liputan lirik lyric media mp3 narasumber opini pasfm pendengar penyiar peristiwa playlist podcast program promosi radio reporter sdm siaran studio sumber daya manusia survey tanadi santoso televisi tips video clip wawancara youtube
3 Tanggapan ke “Media Hoax ???”